BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Rabu, 08 Juli 2015

CELANA DALAM WANITA SEHARGA 500 RIBU PERBUAH


PENGOSONGAN KAMAR KOST


Sebel banget jika ada penghuni kamar kost yang menghilang tanpa kabar berita. Dikontak ke hp nya tidak aktif, padahal jadwal bayar bulanan sudah jatuh tempo. Ditunggu seminggu dua minggu tidak berhasil. Ketika dengan kunci cadangan kami intip kamarnya, ternyata masih banyak barang.

Oh ya, nama penghuni kamar kost itu Wati (sssst, jangan bilang-bilang nama aslinya Selly). Wanita cantik berusia 22-25 tahun dengan pantat menjuntai dan mukanya jutek alias bawel. Perhiasannya bunyi gemerincing saat dia berjalan.


Dua bulan berlalu tanpa bisa menagih pembayaran dan tetap lost contact. Kami sudah tak bisa membiarkannya lagi. Kami putuskan kamar dikosongkan supaya bisa dijual kepada penghuni kost lainnya. Saya perintahkan staf saya untuk mengepak barang ke kardus dan mengamankannya dibawah tangga. Suatu saat mungkin dia akan kembali guna mengambil barang-barangnya.

Pagi itu (3 minggu sejak pengosongan) saya mendadak ditelpon seseorang yang mengaku sebagai keparat, ehh maksud saya aparat. Dia mengaku bertugas di kantor Polda Kalimantan xxx sana. Dia minta saya bertanggung jawab atas hilangnya sejumlah barang-barang milik adiknya bernama Wati yang tinggal di salah satu kost Godha Kostel yang kami kelola. Saya minta dia berurusan langsung dengan manager kost untuk klarifikasi, tapi dia tak mau. Saya mau bicara dengan anda sebagai pimpinannya, begitu kata dia.


Oh, rupanya ini tentang si Wati wanita dengan bokong menjuntai itu. Saya disalahkan melanggar pasal sekian dan sekian, akibat saya melakukan pengosongan barang tanpa mengundang saksi-saksi termasuk ketua RT RW setempat. Ini dianggap kasus pencurian. Saya berargumen ini terpaksa dilakukan karena Wati menghilang tanpa jejak selama 2 bulan. Aparat yang menelpon saya itu tak peduli dan tetap mengancam saya untuk mengganti rugi barang-barang yang hilang.


Dia meminta saya untuk menemui Wati yang akan datang ke kantor saya untuk meminta ganti rugi. Sebelum dia menutup telpon saya menanyakan siapa namanya dan apa pangkatnya, dia menolak. Justru makin mengancam jika saya tak mau bayar ganti rugi kepada adiknya, maka besok saya diciduk aparat dari Polda DIY.


Afuuu .. Keder juga nih jika sudah mau main ciduk segala.


Siangnya Wati datang ke kantor saya. Dia menyerahkan sejumlah daftar barang-barang yang diakuinya hilang. Ada 2 jam tangan, ada gelang, gaun pesta dll. Yang aneh, ada 10 celana dalam yang dia sebut harganya perbuah 500.000. Total yang ditagihkan senilai Rp 26 juta.


Alamaak, ini beneran atau modus pemerasan nih? Mosok ada CD harga 500.000 dll. Saya panggil manager kost untuk klarifikasi. Menurut dia tak ada barang-barang yang hilang. Semua utuh, masuk ke dos dan dibungkus rapat.


Saat saya dan Wati sedang berdebat keras mengenai ganti rugi, eh aparat yang mengaku dari Polda itu menelpon lagi dan minta saya segera memenuhi permintaan Wati. Saya tak mau panjang urusannya dan buang waktu berdebat tentang CD seharga 500.000 perbuah.


Saya sampaikan pada Wati bahwa saya hanya bersedia mengganti separoh saja dari nilai yang dia minta, yaitu senilai Rp 13 juta. Tapi saya minta Wati memberitahu siapa nama aparat yang main gertak itu dan apa pangkatnya. Wati diam tak mau memberi informasi. Saya pelototin dia sambil berkata; "Saya tak percaya itu kakakmu. Paling juga pacarmu atau gacoanmu. Dan saya anggap ini MODUS saja. Habis ini pasti kamu cari korban yang lain."


Wanita berpantat menjuntai itu meninggalkan ruangan saya dengan membawa selembar cek senilai Rp 13 juta. Dengan perasaan hampa saya memandangi pantatnya yang bergoyang ke kiri dan ke kanan. Tepat di goyangan ke 13 saya sudah tak mau memandang lagi.


Hmmm ...., saya benar-benar kena deh.


Pelajaran #1. Jika mau mengosongkan barang dalam kasus seperti diatas, ternyata harus menghadirkan saksi termasuk RT RW.


Pelajaran #2. Jangan terlena dengan pantat menjuntai, karena obsesi itu adalah bius yang membuat otak anda tidak rasional mengambil keputusan, hahaha ...

AYAMNYA STRES DAN MATI, TAPI KAMI SEMUA TETAP HAPPY

CEK 9 DIGIT SIAP DICAIRKAN 


Hari ini proyek Kampoeng Pelangi di Kalinyamat Jepara resmi tutup buku. Laba adalah omset penjualan dikurangi total biaya. Proyek hotdeal ini MPT (mitra pemilik tanah) nya adalah teman saya SMA, dimana opportunity terjadi saat kami ada acara reuni dan saya melakukan DEKLARASI dengan memberitakan bahwa saya menjalani profesi berbisnis properti. Eh, lahan 2 ha miliknya diserahkan kepada saya untuk dikelola. Kalau saya tidak mengaku berbisnis properti, tak mungkin ada feedback berupa informasi lahan.

MPM (mitra pemilik modal) yang pertama (sebut saja mister A) adalah murid Perguruan Kungfu Properti, yang mundur saat proses perijinan terbit, gara-gara persis disebelah lokasi proyek berdiri peternakan ayam. Padahal dalam perkembangan selanjutnya kandang ribuan ayam itu dikosongkan akibat ayam-ayamnya stres dan mati dikarenakan setiap hari mendengar angkutan matrial keluar masuk proyek.

Mister A mundur, saya datangkan MPM penerusnya (sebut saja mister B) yang juga murid Perguruan Kungfu Properti. Tak lari kemana kemana, opportunity lebih mudah dijajakan ke orang yang frekwensinya sudah sama dengan kita, yaitu properti.

Sebagai co-MPK (mItra pemilik keahlian), saya dibantu profesional berdomisili di Kudus yang dulunya teman kuliah saya di FT Arsitektur UNDIP. Ini namanya silaturahmi berbagi rejeki. Katena saya tak mungkin terlibat day to day, dialah representasi saya di proyek ini.

Yes, proyek diakhiri, laba dibagi, semua happy. Cek 9 digit siap dicairkan Senin depan nanti.

Tak semua laba dibagi, ada sebagian yang disisihkan untuk jaga-jaga hal tak terduga selama setahun kedepan. Siapa tahu ada urusan pajak dll yang masih ada buntutnya, meski kami sudah mencoba tertib dan rapi.

Praise the Lord ...


Saya berfoto bersama co_MPK dan MPM didepan sebuah proyek baru di Kudus. Di proyek ini saya tidak ikut serta lagi. Saya menganggap mitra saya yang semula hanya sebagai co-MPK saat ini sudah matang dan cukup jam terbangnya. Saya persilahkan dia untuk bermitra dengan MPM saya (ex murid Perguruan Kungfu Properti juga) guna mendapatkan margin yang lebih tinggi dan menghadapi tantangan baru. 

Suhu Perguruan Kungfu Properti merasa tugasnya sudah selesai dan siap berpindah tempat guna menjadi mentor murid-murid lainnya.  


SALAM 86, PAK HAJI !!


BERSINERGI MELAKUKAN EKSEKUSI


Sudah jadi komitmen saya kepada keluarga besar Perguruan Kungfu Properti, bahwa jika mereka mendapatkan opportunity dan kesulitan didalam proses eksekusi maka saya siap mendukung dan berpartisipasi. Inilah gunanya silaturahmi, yaitu bisa bertukar informasi dan berbagi opportunity, supaya sama-sama dapat rejeki.

Saat pertama kali diberi informasi ini melalui email, respon saya lambat karena load sedang padat. Tapi haji Iwan dan haji Muchlid yang mendapatkan opportunity itu memang saya akui sangat gigih memperjuangkannya. Saya dihubungi via telepon dan whatsapp, diminta waktu untuk menemui saya di Yogya. Akhirnya mereka berduapun mengunjungi saya ke Yogya.

Membeberkan tentang opportunity lahan seluas 1,9 ha yang bisa dibayar lunak 3 th tanpa DP dan tanpa bagi laba. Bercerita tentang kesiapan seorang pemodal yang sudah menyiapkan investasi 1 milyar untuk membiayai proyek ini.

Lho, lahan sudah ditangan, modal tersedia. Lalu apalagi yang mereka butuhkan sehingga merasa perlu menggandeng saya masuk ke opportunity tersebut yang seharusnya bisa dieksekusi sendiri? Rupanya mereka sudah memulai proyek selama 7 bln, sudah memakai budget 700 jutaan untuk urus perencanaan, perijinan, buka kantor (sewa tempat dan beli peralatan), penimbunan lahan (ini yang menyedot budget paling gede). Ternyata proyek tak bisa bergerak secara signifikan sesuai rencana. Terjual juga cuma 1 unit. Mereka kuatir waktu berjalan terus dan proyek tidak selesai.

Hal yang membuat saya tertarik adalah lokasinya yang terletak di jln Hikmah Banua (akses langsung ke jln Pramuka KM6 Banjarmasin). Itu lokasi masih di kota. Kebetulan saya cukup paham kota Banjarmasin.

Ok deh. Informasi sudah cukup. Saya putuskan untuk pergi ke Banjarmasin. Saya akan naik pesawat Sabtu malam 4 Juli 2015 dan aktivitas survei lahan bisa dilakukan hari minggunya. Saat saya sudah pegang tiket pesawat yang jadwal mendarat jam 22.15, saya kirim ke haji Iwan sambil bertanya apakah saya akan dijemput di airport? Ada jawaban pendek; "86 pak."

Saya tidak paham arti 86, dan juga tak ingin merepotkan haji Iwan yang saya dengar istrinya sedang hamil tua dan sedang menunggu detik-detik proklamasi. Jadi saat saya mendarat di bandara Noor Syamsudin, coba tengok kanan kiri koq tidak ada penjemputan, saya mampir ke sebuah cafe di bandara. Minum kopi disitu, kemudian naik taxi menuju hotel Jelita yang sudah kami reservasi.

Saat tiba di hotel dan sudah masuk kamar, baru ada pesan masuk berbunyi: "Suhu AW, kami sudah menunggu di bandara." Lho, ternyata saya dijemput. Rupanya salam 86 dari pak haji itu berarti dia bisa menjemput saya. Sementara saya memahami lain akibat tak ada kalimat penegasan bahwa haji Iwan bisa menjemput saya. Hahaha ...., ada miskomunikasi. Akhirnya miskom tersebut ditebus dengan acara makan bersama di Lontong Orari yang terkenal lezat.


Hari minggu saya survei lahan. Bagus lokasinya. Akses mudah, dan berada di kawasan perumahan. Pokoknya lahan ini FEASIBLE untuk dikembangkan. Data pesaing juga sudah ditangan. Langsung kami lanjut dengan membuat ACTION PLAN secara detail di kantor proyek. Beberapa murid Perguruan Kungfu Properti yang lain asal Banjarmasin ikut merapat untuk mengikuti prosesi pembelajaran meski tidak tergabung di proyek tersebut.


Selesai sudah. Action Plan secara detail sudah dibuat, lengkap dengan budgeting infrastruktur dll. Kami sempat optimis dengan proyeksi laba 10 milyar. Tapi setelah dikomparasi dengan harga kompetitor, kami putuskan untuk mereduksi profit demi harga jual yang lebih kompetitif. Proyeksi laba diturunkan menjadi 6,7 milyar. Harga jual kami 20% lebih murah dibanding Bunyamin Residence (pengembang besar) dan 12% lebih murah dibanding pengembang di lokasi yang sama.

Untuk permodalan, sepertinya masih harus diinject lagi kisaran 1 milyar. Akan ditawarkan kepada MPM (mitra pemilik modal) lokal dengan kondisi setor 1 milyar dapat laba 700 - 800 juta dalam waktu 2 tahun. Atau diusahakan datangnya modal dengan strategi kadal buntung ala PKP. Jika MPM lokal tak ada yang masuk, akan saya carikan dari luar dengan kekuatan jaringan yang saya miliki. Total profit yang harus kami bagikan kepada pemodal lama dan pemodal baru cuma 35% saja. Sisanya 65% milik kami sebagai MPK (mitra pemilik keahlian).

Yess!! Ini namanya sinergi. Kebersamaan kami didalam komunitas properti membuat kami sama-sama memiliki opportunity guna meraih rejeki. Haji Muchlid dan haji Iwan mampu melakukannya. Anda juga bisa. Berminat belajar ilmu properti dan punya komunitas luar biasa yang saling mendukung seperti kami? Hubungi kami ...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis