BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Selasa, 18 Juni 2013

TEKNIK MENCARI INVESTOR DAN MENSIASATI PEMBAGIAN LABA


MODAL Rp. 0,- DAPAT PROFIT SHARING BESAR

Sobat properti, saya ingin berbagi cerita kepada anda tentang bagaimana cara anda mensiasati pembagian profit sharing dengan MPM (Mitra Pemilik Modal) supaya anda bisa "berpeluang" mendapatkan profit sharing yang lebih besar daripada bagian yang seharusnya anda terima. Saya sebut "berpeluang" karena belum pasti anda mendapatkannya. Akan tetapi jika syarat atau kondisi khusus yang ada bisa anda penuhi, maka peluang itu ada didalam genggaman anda.

Alkisah (biar kayak dongeng) saya berhasil mendapatkan lahan seluas 430 m2 di lokasi bagus, yaitu di kelurahan Ngampilan YOGYAKARTA. Lahan ini akan saya jadikan proyek GODHA INN 5 (melanjutkan sukses Godha Inn 1 s/d 4 sebelumnya). Harga transaksi Rp. 2.900.000,-/m2, dengan cara bayar DP 50% bersamaan dengan dilakukannya PPJB lunas + Kuasa Menjual di Notaris.

Lho?? Baru bayar 50% koq boleh dilakukan PPJB lunas dan meminta Kuasa Menjual?? Bisa saja. Karena saya berhasil nego dengan pemilik lahan bahwa sisanya akan dibayar dengan menyerahkan cek/BG mundur dalam durasi 3 (tiga) bulan kedepan. Jadi meski belum lunas sudah dianggap lunas karena kami membayar sisanya 50% memakai cek/BG mundur.

Hasil perhitungan yang saya lakukan, untuk mengeksekusi proyek ini saya memerlukan modal sebesar Rp. 1.850.000.000,- (satu milyar delapan ratus limapuluh juta Rupiah) dengan potensi laba Rp. 2.150.000.000,- (dua milyar seratus limapuluh juta Rupiah). Boleh percaya boleh tidak, hanya dengan menyebarkan broadcast "MENCARI INVESTOR" via BBM (blackberry messanger) ke 1100 contact list yang ada di BB saya (mayoritas berisi komunitas properti), tak sampai 30 menit sudah ada beberapa PING!!! masuk meminta penjelasan dan proposal singkat.



Proposal yang saya siapkan tertulis seperti ini ;


Seorang calon investor begitu saya kirim business plan singkat seperti diatas via email, langsung merespon dengan menjadwalkan kunjungan ke lokasi lahan di YOGYA. Dan Puji Tuhan, tanpa banyak cingcong langsung menyatakan bersedia memodali proposal proyek saya tersebut setelah survei lokasi.

Apa yang membuat proses MENCARI INVESTOR begitu mudah dan cepat? Karena contact list saya isinya banyak contact berkualitas MPM (mitra pemilik modal). Juga karena saya bumbui dengan embel-embel "setelah sukses memasarkan Godha Inn 1 s/d 4". Investor lebih percaya kepada mereka yang sudah pernah mencetak success story.

Dan yang paling penting adalah karena didalam business plan disebutkan bahwa dengan modal Rp. 1,85 M mampu menghasilkan laba Rp. 2,15 M dalam waktu 12 bulan saja. Ini sangat menarik bagi investor manapun juga.

Nah, sekarang saya masuk ke bagian terpenting dari artikel ini. Yaitu cara saya mensiasati permodalan dan pembagian laba. Saya perincikan sebagai berikut ;

PEMODAL A, setor modal Rp. 1.000.000.000,- dapat profit sharing 42,5% setor Juni 2013
PEMODAL B (*) setor modal Rp. 850.000.000,- dapat profit sharing 30% setor Agustus 2013
PENGELOLA (Ari W) tidak setor modal, dapat profit sharing 27,5%

PEMODAL B (*) sengaja saya beri warna merah karena disinilah strategi yang saya mainkan, dengan aturan main yang saya sampaikan kepada PEMODAL A seperti ini;

Apabila PENGELOLA berhasil melakukan pemasaran yang mengakibatkan terjadinya potensi cash in yang bagus dan cashflow proyek menjadi sehat sehingga cashflow yang ada mampu menyelesaikan kewajiban pembayaran hutang tanah dan membayar biaya operasional proyek tanpa harus memerlukan kehadiran PEMODAL B, maka profit sharing 30% yang seharusnya menjadi hak PEMODAL B sebesar 30% akan dibagi berdua masing-masing PEMODAL A 15% dan PENGELOLA 15%.

Jadi total akhirnya PEMODAL A mendapat 42,5% + 15% = 57,5% 
dan saya sebagai PENGELOLA mendapat 27,5% + 15% = 42,5%.

Mantap bukan? Kagak keluar modal sepeserpun tapi berhak mendapat profit 42,5%. Dan aturan main ini tetap membuat PEMODAL A merasa happy karena hanya dengan menyetorkan modal 1M saja PEMODAL A berhak mendapatkan profit sharing 57,5%.

Jika ternyata saya gagal mendapatkan potensi cash in yang bagus dan memaksa kehadiran PEMODAL B, saya sampaikan bahwa PEMODAL A mendapat prioritas untuk mengambil kesempatan ini, dan jika tidak bersedia akan saya carikan pemodal lainnya yang bersedia menjadi PEMODAL B.

Jadi dengan aturan main seperti ini, saya punya waktu 3 bulan untuk memasarkan produk (hanya dibagi menjadi 4 unit saja) dan jika saya berhasil mendapatkan pembeli hard cash atau cash bertahap untuk 1 atau 2 unit produk guest house yang saya pasarkan, dijamin cashflow sehat dan tak memerlukan kehadiran pemodal B. Apalagi dengan kondisi lahan sudah dianggap lunas, kami bisa mencari kredit konstruksi dari bank. Artinya ada instrumen pembiayaan yang lain yang bisa membantu cash flow kami dikala kewajiban melunasi tanah jatuh tempo dalam 3 bulan kedepan. Inilah yang saya sebut teknik mensiasati pembagian laba.

Jangan sejak awal mencari INVESTOR TUNGGAL dengan profit sharing besar. tapi split (pecahlah) menjadi 2 paket investasi yang ditawarkan bisa kepada 1 investor atau kepada 2 investor dengan cara seperti yang saya ceritakan diatas. Yeah, ini namanya iseng-iseng berhadiah. Jika anda pintar menjual dan pintar mengatur cashflow, maka kalau suatu ketika saya sebagai MPK (Mitra Pemilik Keahlian) berhasil mendapatkan profit sharing 42,5%, jangan heran ye ....

Ok, semoga anda tidak bingung dengan artikel diatas dan mampu menangkap substansinya supaya bisa diduplikasikan sebagai strategi anda ketika berhadapan dengan Investor ..

Salam properti.

SILATURAHMI MEMBAWA REJEKI

SILATURAHMI - INFORMASI - OPPORTUNITY - REJEKI




www.JinProperti.com - "Hallo pak AW apa kabar? Lama tak berjumpa ..." Sebuah BBM masuk dari rekanan lama yang namanya ada di contact list BB saya, tapi hampir selama 1 tahun ini gak pernah komunikasi apapun juga.

Setelah basa-basi seperlunya, akhirnya komunikasi menuju ke pokok pembicaraaan. Astaga!! Saya ditawari mengelola 170 kavling yang sudah split SHGB per bidang, sudah ada IMB nya, sudah lengkap perijinannya. Bahkan infrastruktur sudah dikerjakan 50% (jalan, saluran, listrik, air).

Ceritanya ini proyek macet yang sempat stag 4 tahun karena ada gesekan dengan warga, tapi kini sudah rampung konfliknya dan warga sudah welcome. Tetapi manajemen lama sudah terlanjur dibubarkan dan pemilik proyek tak punya SDM untuk mengelola. Pemilik proyek sebetulnya menyerahkan lahannya kepada rekan saya tersebut (sebut saja namanya Mawar, bukan nama sebenarnya), akan tetapi pak Mawar mempercayakan kepada saya untuk mengambil alih peran sebagai pengelola.

Kata pak Mawar; "Saya sering terima broadcast tentang proyek-proyek pak AW yang dipasarkan. Saya suka dengan caranya promosi yang unik. Saya juga sering lihat PP nya pak AW di berbagai proyek, juga status BB pak AW yang sering update soal closing. Jadi saya ingin proyek ini dikelola dan dipasarkan oleh pak AW."

Wow, benar-benar rejeki nomplok. Gak nyangka pak Mawar selalu update tentang saya meski jarang komunikasi secara langsung. Untung saja pak Mawar gak pernah saya delete contact, hahaha ..

Untuk menguasai sekaligus mengelola proyek macet tersebut, saya cuma diminta memberikan komitmen fee senilai Rp 1.000.000 per bidang kavling yang dianggap sebagai sebagian pembayaran tanah. Sisanya dibayar sesuai progres kavling terjual.

Dan profit sharingnya disepakati dengan komposisi 60:40 dimana pemilik tanah mendapat sharing 40% dan saya sebagai pengelola mendapat sharing 60%. Soal harga tanahnya??? Ssssttt, sorry rahasia ye ... (Takut bikin pembaca ngiri).

Yang jelas, dimana lagi anda bisa mendapatkan lahan kerjasama 170 kavling hanya dengan bayar komitmen fee Rp 170.000.000 saja? Jarang-jarang ada yang seperti ini bro ..

Sobat properti, pelajaran dari artikel ini adalah bahwa makin banyak SILATURAHMI, maka akan terjadi lalu lintas INFORMASI. Dan dibalik lalu lintas informasi, akan muncul OPPORTUNITY. Dan dibalik opportunity akan datang REJEKI.

Karena itu, banyak-banyaklah bergaul dengan komunitas properti. Jalin silaturahmi. Percayalah suatu saat akan datang opportunity. Dan opportunity tak akan datang kepada orang yang tak punya reputasi. Jadi keduanya berbanding lurus. Jika anda pernah mencetak success story di proyek lain (sebelumnya), maka anda akan memiliki reputasi. Kalau sudah punya reputasi, perbanyaklah silaturahmi, supaya datang opportunity. Peluang bisa datang kapan saja tanpa pernah diduga.

Oh ya, proyek tersebut kemudian kami kembangkan (rebranding) dengan nama KAMPOENG PELANGI CILEUNGSI. Lokasi di Cileungsi kabupaten Bogor. Dalam waktu 3 minggu sudah terjual 17 unit. Mantap ya bro??
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis