BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Senin, 16 Juli 2012

SPIDERMAN LOVE MUSDALIFAH



SPIDERMAN LOVE MUSDALIFAH
Produk Inovatif

www.JinProperti.com - Saya baru saja menyaksikan film The Amazing Spiderman bersama anak saya. Ada yang aneh dan janggal lihat pemerannya bukan seperti aktor di 3 film Spiderman sebelumnya. Lebih remaja dan kesan anak kuliahannya kuat banget. Terbukti banyak adegan yang diambil di kampus.

Di film ini pacarnya Peter Parker masih berusia 17 tahun dan bernama Gwen Stacy, bukan Mary Jane seperti biasanya. Saya merasa makin janggal karena sosok pacar yang berbeda ini. Terus terang senyum Mary Jane terlanjur lekat di benak saya.

Tapi apa boleh buat, sudah ada didalam gedung theatre maka sayapun menata konsentrasi dan berusaha mengikuti alur ceritanya. Ditemani sebungkus pop corn, saya penasaran melihat kisah spiderman yang suka menggendong ransel di versi film ini.

Eh, lama-lama asyik juga lho .. Pertempurannya dengan manusia kadal dan sisi human yang ditampilkan dalam film tersebut antara Peter Parker dengan Bibi May sangat menyentuh. Opo tumon? Sebelum bertempur dengan manusia kadal, Peter Parker masih sempat-sempatnya menerima telpon Bibi May yang nitip minta dibelikan telur di supermarket.

Sobat properti, otak manusia itu stereotip. Kalau sudah terlanjur dicekokin hal yang sama berulang-ulang, susah untuk berpaling dari hafalan tersebut. Tapi film The Amazing Spiderman memberi pemahaman kepada saya bahwa mengubah pakem itu bukan hil yang mustahal. Asal kontennya tetap menarik, sekedar konteks (kemasan) apalah artinya. Jika suatu saat ada serial lanjutan Spiderman dimana pacarnya Peter Parker bernama Musdalifah, asal musuhnya monster menakutkan dan pertarungannya seru, dijamin penonton tak bakal komplain.

Huhh, saya sering berpikir kapan cengkeraman gaya minimalis modern yang sudah hampir satu dasawarsa ini sangat superior sebagai the best style didalam pemilihan vacade produk properti akan digeser oleh style lain. Bukan berarti gaya minimalis modern ini jelek, terus terang saya menyukainya. Sebagai sarjana arsitektur, saya tahu style ini masih bisa dieksplorasi lebih variatif lagi. Tapi saya tak suka jika kita terus tersandera oleh gaya minimalis modern ini.

Jika anda termasuk aliran yang berani keluar dari mainstream alias berani berpikir out of box, saya yakin jika kemasannya bagus, konsumen masih bisa menerimanya. Karena yang namanya kontent (isi), ukurannya adalah manfaat (benefit). Bahkan jika kontent tersebut memiliki benefit yang luar biasa, itu akan menjadi differensiasi yang menjadi keunggulan kompetitif terhadap kompetitor.

Style alias gaya itu seperti fashion, yang terus berputar dan kembali ke old fashion akibat kejenuhan. Tapi jangan pernah berpikir bahwa gaya tropis dengan berbagai konsol kayu akan populer lagi di masa depan. Isue go green dan ramah lingkungan akan membuat pemakaian material kayu dibatasi dengan sendirinya.

Gaya klasik atau gaya mediteran masih mungkin untuk kembali digandrungi. Bahkan ramalan saya justru antithesis dari minimalis, yaitu gaya maksimalis yang akan muncul ke permukaan.

Jika produk anda sudah lebih dari 50% terjual, dan umur proyek sudah lebih dari separoh waktu yang direncanakan, berarti dalam siklus hidup produk, proyek anda sedang berada di phase kedewasaaan dan itu saatnya anda melakukan strategi produk inovatif. Mengubah gaya bangunan adalah salah satunya. Beranikah anda melakukannya?

Soal ini saya tak begitu merekomendasikan. Tapi bagi yang berani melakukannya, saya sangat mendukung. Keberanian mengubah style bangunan hanya dapat dilakukan oleh mereka yang berani berpikir bahwa pacar Peter Parker di serial mendatang bernama Musdalifah. Jika anda hanya berani berpikir bahwa pacar Peter Parker bernama Mary Jane, saran saya jangan coba-coba melakukannya ...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis