BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Senin, 25 Juni 2012

PROPERTY BLOCKING TIME

PROPERTY BLOCKING TIME (PBT)

Perguruan Kungfu Property (PKP)  menawarkan paket Property Blocking Time selama 2 hari (jam 09.00 s/d 17.00) untuk multitasking segala hal yang terkait dengan bisnis properti. Bisa dimanfaatkan dalam bentuk workshop, mentoring, coaching, asistensi, briefing, dll.

Tempat dan tanggal fleksibel sesuai dengan request dari klien. Syaratnya cuma 1, yaitu; digelar akhir pekan (Sabtu-Minggu), atau kombinasi 1 hari kerja + 1 hari libur nasional. Penyediaan tempat, konsumsi (lunch + coffee/tea) dan LCD proyektor menjadi beban klien.

Anda bisa meminta PKP menggelar workshop Cara Pinter Menjadi Developer dengan peserta 1 orang secara private atau 50 orang di Balai Desa atau di Hotel. Biayanya tetap sama.

Anda bisa meminta PKP menggelar training Selling Skill untuk mentraining 10 sales di hari pertama, dan menyampaikan materi Marketing Plan untuk level Supervisor dan Marketing Manager di hari ke 2. Biayanya tetap sama.

Anda bisa meminta PKP untuk merapikan sisdur (sistem dan prosedur) di proyek anda, dan menduplikasi semua form-form standar di bisnis properti (marketing, keuangan, teknik) untuk diaplikasikan di proyek anda.

Anda bisa meminta PKP menyusun serta membuat ACTION PLAN untuk proyek anda, yang bisa dijadikan proposal detail guna menggandeng MPM (mitra pemilik modal). Mendampingi dan menjadi mentor anda langsung dalam pembuatan ACTION PLAN sebuah proyek properti. Anda bisa learning by doing.

Semua hal terkait bisnis properti bisa anda lakukan bersama PKP (Perguruan Kungfu Properti) secara efektif dan efisien dalam 2 hari blocking time tersebut, kecuali mengharapkan jasa PKP sebagai konsultan perencana, karena PKP tidak menjalankan fungsi tersebut.

Biaya Property Blocking Time adalah;
Rp. 5.000.000,- (lima juta Rupiah)
Ditambah akomodasi (transport PP dan penginapan selama 1 atau 2 malam standar bintang 3). .

Bisa anda komersilkan dengan cara menjual paket workshop/training ke pihak lain.

Berminat? Kirim email ke;
ari_kinerja@yahoo.co.id

PIN 25DCAE68 / HP 0878 32511888

Profil trainer dari PKP, baca;

RAMALAN TENTANG LIMBAD

RAMALAN TENTANG LIMBAD
Produk Inovatif

AriWibowoJinProperti.blogspot.com - Workshop Properti selama 2 hari di Hotel Oasis Senen Jakarta tanggal 23-24 Juni 2012 berjalan dengan sukses dan pesertanya penuh antusias. Saat hari kedua sampai ke materi marketing dan sedang membahas Life Cycle Product, saya sambil merapal ilmu jin didepan para peserta berani menyampaikan ramalan tentang Limbad.

Saya meramal bahwa tak sampai 3 tahun sejak tanggal hari ini (24 Juni 2012), Limbad yang kita kenal berambut gondrong gimbal dan tak bisa bicara akan mengubah salah satu penampilannya, yaitu berganti gaya rambut atau dia akan tampil tak membisu lagi, melainkan bisa berbicara didepan publik.

Kenapa saya begitu yakin dengan hal ini? Bukan karena saya peramal atau supranatural, tetapi karena saya tahu ilmu marketing dan meramal memakai teori marketing.

Sobat properti, dalam ilmu marketing kita diajarkan bahwa sebuah produk itu memiliki SIKLUS atau DAUR HIDUP, yang kita sebut LIFE CYCLE PRODUCT.

Ada 4 (empat) phase hidup product, yaitu ;

Phase #1 Perkenalan (Introduction)
Phase #2 Pertumbuhan (Growth)
Phase #3 Kedewasaan (Maturity)
Phase #4 Penurunan (Decline)


Secara khusus saya ingin membahas Phase #3 (Kedewasan/Maturity), dimana dalam phase ini sebuah produk sudah mengalami kedewasaan, dan mulai uzur. Pesaing-pesaing baru bermunculan menawarkan konsep baru dengan kemasan baru, sehingga produk lama terlihat kuno dan tak diminati konsumen lagi.

Dalam kondisi seperti itu, salah satu jurus pemasaran yang sangat disarankan adalah memunculkan PRODUK INOVATIF. Buatlah kemasan (konteks) yang berbeda meski mungkin kontennya sama. Atau syukur-syukur kontennya juga mengalami inovasi yang menambah level benefit di mata konsumen.

Kalau anda tidak melakukan strategi Produk Inovatif, jangan heran jika konsumen bosan dan menjauhi produk anda.

Saya yakin Limbad akan ganti gaya rambut atau mendadak tampil dengan bisa ngomong, karena tak sampai tanggal 24 Juni 2015 penggemarnya sudah bosan dengan gayanya yang itu-itu saja. Limbad perlu mengubah penampilan supaya ada sesuatu yang baru dan menarik minat penggemar untuk terus menikmati atraksinya.

Begitu pula dengan produk properti anda, harus memunculkan produk inovatif supaya tetap diminati konsumen dan kompetitif terhadap pesaing, jika sudah memasuki phase kedewasaan (maturity). Dengan implementasi seperti apa?

1. Buatlah cluster baru dengan konsep dan thematic yang baru, supaya konsumen merasa bahwa produk yang akan mereka beli adalah produk baru yang update, bukan produk kadaluwarsa.

2. Ubahlah style bangunannya. Misal; Jika sebelumnya style modern minimalis, ubahlah menjadi style klasik yang anggun menawan. Supaya konsumen tertarik dengan style (gaya) bangunan yang baru tersebut.

3. Ubahlah vacadenya, meski itu hanya mengubah warna cat, mengubah tekstur, atau sekedar mengganti materialnya. Sedikit mengubah vacade akan membuat konsumen merasa bahwa rumah yang mereka beli berbeda dengan rumah sebelumnya di komplek yang sama.

4. Ubahlah denah (tata ruangnya). Misal; jika semula dalam denah letak KM/WC diapit 2 kamar tidur, anda ubah penempatan KM/WC menjadi kebelakang disamping kamar kedua. Mengubah denah bisa menciptakan kesan bahwa rumah yang anda jual di phase kedewasaan berbeda dengan yang dipasarkan di phase sebelumnya (perkenalan dan pertumbuhan).

5. Ubahlah luasan atau type bangunannya. Jika semula T-36 anda ubah menjadi T-30 saja, tetapi masih tetap 2 kamar. Beda type memberi kesan kuat bahwa produk yang kita pasarkan adalah produk baru dengan luasan baru dan benefit yang baru.

Kelima hal diatas hanyalah beberapa usulan implementatif untuk memunculkan produk inovatif. Bukan berarti harus dilakukan semua, tapi cukup salah satu atau beberapa saja. Essensi terpenting adalah bahwa anda mesti memunculkan sesuatu yang baru supaya kejenuhan serta kebosanan konsumen direduksi. Jangan berpikir bahwa inovasi perubahan itu harus selalu ekstrem dan signifikan. Karena terkadang perubahan kecil sekedar menambah profil dan mengganti warna cat saja sudah dianggap 'inovasi' di mata konsumen.

Sebagai penutup, saya meminta pembaca artikel ini untuk mengingat 1 hal penting bahwa jika suatu saat nanti Limbad berubah gaya rambutnya atau mendadak bisa ngomong, maka hal itu sudah pernah saya ramalkan sebelumnya.

MADONNA RASA TOMAT

MADONNA RASA TOMAT
Akronim Dalam Penamaan Produk

AriWibowoJinProperti.blogspot.com - Minggu itu saya sedang cari hawa sejuk dan mau rilex membuang kepenatan akibat rutinitas pekerjaan yang sedang overload. Dan seperti biasa saya memilih kawasan Bandungan di lereng gunung Ungaran yang hanya 45 menit waktu tempuh dari rumah saya di Ungaran.

Saya sudah makan bakso, sate kelinci, jagung rebus, wedang ronde, tahu serasi, dan gula kacang .. Hmm, perut kenyang serasa mau meletus. Pulangnya saya mampir ke sebuah kios kecil yang bernama MIRAMA. Disitu saya tertarik membeli oleh-oleh dalam kemasan kecil yang berlabel TORAKUR. Aneh ya? Entah itu makanan apa.

Saya membaca tulisannya di doos ada berbunyi seperti ini. TORAKUR = Tomat Rasa Kurma, oleh-oleh khas Bandungan kabupaten Semarang. Ini produk inovatif yang muncul guna merespon orang berwisata yang saat pulang gemar membawakan buah tangan (oleh-oleh) untuk keluarga di rumah. Rasanya manis seperti kurma.

Namanya unik, karena berupa akronim (singkatan). Ketimbang menyebut Tomat Rasa Kurma yang sebanyak 6 suku kata, di lidah kita memang lebih enak mengeja 3 suku kata; TO - RA - KUR. Easy spelling, easy listening, unique. Secara kaidah marketing, penamaannya oke banget.

Saya bertanya kepada penjualnya; "Mbak, ini nama TO-RA-KUR siapa yang memberi nama?". Penjualnya mengaku tidak tahu karena namanya sudah beredar dari mulut ke mulut. "Kalau warung saya namanya MI-RA-MA saya yang menamai sendiri. Singkatan dari Mijah Rasa Madonna ...", katanya sambil tersenyum senyum.

Hahahaha ...... Saya ketawa ngakak. Lucu juga ya? MI-RA-MA (Mijah Rasa Madonna) menjual TO-RA-KUR (Tomat Rasa Kurma). Mestinya ada oleh-oleh bernama Madonna Rasa Tomat (MA-RA-TO) juga biar unik. Soal definisi 'rasa Madonna' silahkan berimajinasi sendiri deh, saya kagak ikut-ikut.

Sobat properti, ditengah masyarakat kita lazim banget budaya singkat menyingkat kata. Karena itu saat kita menamai produk properti yang kita kembangkan, pikirkan juga bagaimana nanti publik membuat akronim.

Akronim CITOS (Cilandak Town Square) sangat ngetop dan enak di lidah. Sampai-sampai diduplikasi oleh SUTOS (Surabaya Town Square) dan juga ARTOS (Armada Town Square) di Magelang.

BSD (Bumi Serpong Damai) juga enak dieja sehingga di Semarang ada perumahan berskala kota yang dinamai BSB (Bukit Semarang Baru), yang ejaannya (spelling) hampir mirip dengan BSD.

Di Yogya bahkan ada perumahan bernama BCL (Bumi Citra Lestari) yang akronimnya sama persis dengan penyanyi bernama Bunga Citra Lestari.

Nah, sekarang tinggal anda mengeksplorasi kreativitas anda untuk memberi nama proyek yang jika mesti disebut akronimnya tetap enak didengar dan mudah dieja. Meskipun demikian, akronim bukanlah hal yang terlalu prinsip jika tanpa akronim namanya sudah memenuhi kaidah easy spelling, easy listening dan penuh makna. Karena nama hanyalah KONTEKS (kemasan) saja. Tapi KONTEN yang sesungguhnya tetaplah produk itu sendiri dengan segala benefitnya.

Sudah punya ide untuk penamaan proyek properti anda?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis