BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Senin, 30 Januari 2012

BIRO PEREKRUTAN SELIR


SELIR RECRUITMENT MANAGEMENT

Alkisah saat itu negeri Cina sedang diperintah oleh Kaisar Yuan, yang memiliki lembaga bernama Selir Recruitment Management (SRM) yang bertugas merekrut wanita-wanita cantik di negeri Cina untuk dijadikan selir Kaisar dan dikumpulkan di tempat khusus bernama Harem Village Centre.

Mengingat waktu itu belum ada teknologi foto, maka SRM menugaskan seorang seniman yang bertugas melukis semua selir-selir yang akan menjadi koleksi Kaisar Yuan, dan lukisan karya seniman itulah yang dipajang di sebuah gallery yang sering ditengok oleh Kaisar Yuan kala sedang mencari teman bercengkerama.

Menurut kabar burung, ada kisaran 1100 selir yang sudah menjadi koleksi Kaisar. Dan 1100 lukisan selir itu terpampang di galery istana. Kebiasaan yang berlaku pada saat prosesi pelukisan, si selir memberikan uang suap kepada pelukis supaya wajahnya dibuat cantik jelita di kanvas lukisan, yang mampu memikat hati Kaisar Yuan dan mendapat giliran bercengkerama.

Ada seorang selir bernama Wang Zhang Jun yang tidak mau menyuap sama sekali sehingga sang pelukis membuat gambar asal-asalan dan wajah Wang Zhang Jun nampak kusam tidak menarik. Saat lukisan wajahnya yang terpajang di gallery dilihat Kaisar Yuan, pastinya tak pernah mampu menarik gairah Kaisar dan selalu dilewati begitu saja.

Sampai suatu ketika negeri Cina punya agenda meningkatkan hubungan persahabatan dengan negeri Mongol yang ditandai dengan program tukar menukar selir. Dan entah kenapa, Kaisar memilih Wang Zhang Jun yang di lukisan selalu nampak kusam sebagai obyek pertukaran selir. Mungkin Kaisar Yuan berpikir ketimbang ada selir tak pernah dapat giliran bercengkerama dengannya mending diberikan pada Raja Mongol saja.

Saat upacara penyerahan sedang dilakukan dan Wang Zhang Jun yang sudah didandani akan dikirimkan ke negeri Mongol, bukan main terkejutnya hati Kaisar saat melihat muka Wang yang cantik jelita dan wajahnya bercahaya bagaikan bidadari. Tubuhnya sintal dan sexy sekali. Beda bumi dan langit dengan wajah kusam yang sering dilihatnya di kanvas lukisan. Kaisar sangat menyesal, tapi nasi sudah menjadi bubur. Wang Zhang Jun tetap direlakan menjadi persembahan bagi Raja Mongol.

Setelah itu murkalah Kaisar kepada seniman yang bertugas melukis wajah selir selirnya. Kenapa Wang Zhang Jun yang cantik jelita malah nampak kusam tak menarik, sementara banyak selir lain yang nampak cerah di lukisan, justru aslinya tak seindah lukisannya. Terbongkarlah kasus suap menyuap yang dilakukan para selir kepada seniman pelukis dan akhirnya Kaisar Yuan menjatuhkan hukuman kepada sang pelukis.

* * *

Sobat properti, mungkin anda merasa malas turun ke lapangan di proyek properti anda karena takut tersengat sinar matahari atau kena debu, apalagi jika skala proyek kita seluas belasan atau puluhan hektar, sehingga terkadang ketika memverifikasi progres fisik lebih senang mengandalkan foto-foto yang dikirimkan oleh anak buah kita ketimbang survei faktual di lapangan. Apalagi kita hidup di jaman serba canggih yang bisa dibantu oleh perangkat teknologi dan gadget.

Padahal tak selamanya laporan itu riil. Terkadang ada aksi tipu-tipu dan rekayasa yang dilakukan staf di lapangan untuk kepentingan tertentu. Umumnya adalah konspirasi dengan kontraktor untuk lakukan mark up progres fisik, supayar bisa klaim tagihan lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan atau menagih lebih besar dari progres yang dikerjakan.

Sebungkus rokok dan teh botol dingin terkadang mampu menggoyahkan iman pengawas lapangan kita untuk merekayasa berita acara pemeriksaan pekerjaan. Nyanyi bareng sambil dipeluk pemandu karaoke selama 2 jam terkadang mampu membuat manager teknik (produksi) bersedia tanda tangan berita acara pemeriksaan pekerjaan yang dibuat pengawas lapangan kita sambil merem.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil? Apakah kita perlu turun ke lapangan memakai sepatu boot dan topi proyek seminggu sekali untuk melakukan survey on the spot? Ah, itu sih lebay. Kita diajarkan untuk berani melakukan delegasi. Tugas untuk itu sudah kita pasrahkan kepada pengawas lapangan. Masih pula diback-up dengan Manager Produksi (Teknik) diatasnya. Tak perlu kita turun langsung mengecek secara detail progres fisik di lapangan.

Yang perlu kita lakukan adalah melakukan survei secara sampling dan pakai asumsi kasar. Dilakukan saat laporan berita acara pemeriksaan pekerjaan kita terima, dan tagihan pembayaran termyn sudah dimasukkan oleh kontraktor. Tak perlu masuk satu demi satu ke rumah yang sedang dibangun, tapi cukup dari dalam mobil dan berhenti sesekali di tiap blok. Progres dari 1 SPK (surat perintah kerja) yang sama biasanya juga rata-rata sama progresnya.

Misalkan kita dapat laporan bahwa progres fisik sudah 25%, setidaknya kita melihat di lapangan pelaksanaan sudah sampai ke tahapan pasangan kusen dan pasangan batu batanya sudah setinggi minimal 2 meter.

Misalkan kita dapat laporan bahwa progres fisik sudah 50%, setidaknya kita melihat bahwa ring balok sudah selesai dan rangka atap sudah mulai dikerjakan.

Misalkan kita dapat laporan bahwa progres fisik sudah 75%, setidaknya kita melihat bahwa penutup atap sudah terpasang, dan semua dinding sudah diplester aci meski masih berwarna hitam gelap karena belum dicat.

Jika kita tahu asumsi kasar progres fisik bangunan, maka kemungkinan besar kejadian mark up progres fisik di lapangan sulit terjadi. Dengan habit kita yang secara periodik tetap melakukan survei sampling sendiri di lapangan, juga mengurangi kemungkinan terjadinya kolusi antara staf kita dengan kontraktor.

Diluar skill diatas, yang lebih penting sebenarnya adalah menanamkan integritas dan kejujuran kepada semua personil di organisasi proyek kita, supaya mereka bekerja secara profesional tanpa ada titipan kepentingan apapun dari pihak luar. Jangan sampai terjadi kasus seperti kisah selir dan seniman pelukis dalam narasi diatas. (25DCAE68)

TOWN HOUSE 0 KM


TOWN HOUSE 0 KM
Prestige Is Yours

ARIWIBOWOJINPROPERTI.BLOGSPOT.COM - Senang hati saya mendengar bulan September 2012 mendatang di Indonesia segera akan dibuka Akademi Sepakbola Barcelona. Ini akademi sepakbola dengan kurikulum hebat yang telah menghasilkan bintang-bintang sepakbola dunia seperti Lionel Messi yang bergaji Rp 4 milyar per pekan. Kalau anda ingin menjadikan anak anda sebagai pesepakbola profesional, daftarkan saja kesitu.

Tapi jangan kaget soal biayanya. Berapa? Rp 10 juta/bulan. Wow, orang tua level apa yang sekedar biaya sekolah sepakbola anaknya saja rela merogoh kocek Rp 10 juta/bulan? Perkiraan saya pasti income ortunya kisaran Rp 75 - 100 juta/bulan, selain karena bapaknya memang 'gila bola'. Di negeri ini penghasilan sebesar itu adalah milik para pengusaha (bukan karyawan atau pegawai biasa).

Pertanyaannya adalah; seberapa banyak pengusaha yang merelakan anak laki-lakinya menekuni karir sebagai pesepakbola profesional? Karena kemungkinan yang terjadi cenderung mengarahkan si anak juga terjun menjadi pengusaha. Meski kalau si anak benar-benar punya talenta bisa saja nanti akan berkembang sebagai pesepakbola profesional yang bergaji milyaran Rupiah. Tetapi belum ada contoh kasus di Indonesia yang pemainnya sukses bergaji miliaran Rupiah per pekan atau per bulan. Yang ada baru 1 Milyar lebih sedikit untuk kontrak 1 musim kompetisi.

* * *

Sobat properti, Akademi Sepakbola Barcelona yang akan buka kelas di Jakarta rupanya memakai 'strategi harga premium', yaitu memasarkan sebuah produk berkualitas prima yang didukung jaringan global milik Barcelona, tapi dengan harga yang juga prima. Saya yakin pricing strategy ini bukan sebuah 'accident' tapi sudah melalui tahapan riset pemasaran.

Mereka yakin ada ratusan keluarga tajir (baca; kaya raya) di Indonesia yang gila bola dan ingin anaknya sukses berkarir sebagai pesepakbola profesional. Yang jika sukses memang akan mendapatkan popularitas tingkat tinggi serta kesejahteraan diatas rata-rata. Selama ini segmen market ini terselip karena fakta di Indonesia menunjukkan bahwa pemain-pemain nasional Indonesia justru berasal dari keluarga sederhana yang dibesarkan oleh alam dan modal terbesarnya adalah talenta bawaan yang mereka miliki. Jadi mereka 'DILAHIRKAN' sebagai pesepakbola dengan bakat alam.

Sementara Akademi Sepakbola Barcelona akan 'MENCIPTAKAN' pesepakbola handal melalui program-program yang pragmatis dan terstruktur rapi. Tanpa bakat khusus sekalipun, akademi punya metode bagus untuk menanamkan semua skill bermain sepakbola kepada siswa akademi. Apalagi jika siswanya punya bakat super, pastinya bakal jadi pemain hebat.

Ini adalah sebuah pricing strategy yang berani; menjual paket akademi sepakbola dengan biaya Rp 10 juta/bulan di Indonesia. Ini adalah sebuah antithesis; mencari bibit pemain sepakbola bukan seperti umumnya dari kalangan keluarga tidak mampu, tapi justru menyasar anak laki-laki dari keluarga yang mampu. Membayar Rp 10 juta/bulan hanya sanggup dilakukan oleh keluarga mampu saja.

Kita terbiasa disuguhi cerita pemain sepakbola top Indonesia yang masa kecilnya belajar menendang bola pakai kaki telanjang, dan membeli sepatu bola saja mesti menabung berbulan bulan. Tapi sebentar lagi kita akan bisa melihat ada siswa akademi sepakbola yang diantar jemput pakai mobil mewah, punya gadget canggih, dan punya sekian pasang sepatu bola merk terkenal.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kasus diatas? Ternyata ada niche market yang terkadang terselip dan luput dari bidikan kita sebagai produsen. Tapi secara riil mereka ada dan jika kita menyodorkan produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka, maka produk yang kita pasarkan langsung disambar oleh mereka.

Ada banyak apartemen mewah berharga miliaran Rupiah di Jakarta, yang penghuninya menikmati layanan privacy tingkat tinggi. Pakai lift khusus, dan apartemennya dilengkapi acces card yang hanya memungkinkan lift berhenti di lantai khusus tempat tinggal penghuni yang bersangkutan. Jika anda selebritis papan atas yang tak mau terusik privacynya, produk apartemen seperti ini pasti yang dicari. Soal harga menyesuaikan. Ada harga ada rupa. Harga premium asal kualitas premium mereka no problem.

Bicara landed housing, saya yakin juga ada market potensial di kelas premium ini. Yang rela membayar miliaran Rupiah untuk sebuah produk properti dengan value dan benefit yang sangat customize dan sesuai dengan need, want, and expectation dari market yang kita sasar.

Saya bermimpi mendevelope sebuah lahan kecil di pusat kota, meski hanya belasan unit saja yang dipasarkan. Saya beri nama TOWN HOUSE O KM (baca; nol kilometer). Value terbesarnya di lokasi yang strategis karena benar-benar di pusat kota. Itu sebabnya diberi nama O KM.

Fasilitasnya; ada kolam renang bersama yang dibuat khusus untuk penghuni rumah yang hanya belasan itu, ada wifi (hot spot) di semua area, ada secure system berbasis IT dengan banyak kamera CCTV, ada satpam 1x24 jam dll. Taman di bahu jalan dibuat keren dengan berbagai bunga-bungaan. Benar-benar mewah dan megah. Taglinenya; PRESTIGE IS YOURS.

Harga pasti mahal. Semuanya dibuat wah. Harganya miliaran Rupiah. Apakah ada yang beli? Saya yakin ada. Ini strategi harga premium. Menawarkan produk premium dengan harga premium. Positioningnya dibuat khusus untuk menimbulkan rasa bangga kepada para penghuninya; Prestige Is Yours. Jika kita mampu mengangkat citra kawasan sedemikian rupa, maka siapapun yang tinggal disana akan merasa bangga. Dan tanpa diminta, dari mulut ke mulut akan promosi ke komunitasnya. Dagangan bakal ludes gak pakai lama. (25DCAE68)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis