BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Senin, 16 Januari 2012

BERMESRAAN 10 MENIT DIDALAM MOBIL



BERMESRAAN 10 MENIT DIDALAM MOBIL

ARIWIBOWOJINPROPERTI.BLOGSPOT.COM - Pernah mencoba kuliner Nasi Goreng Kambing (NGK) di Kebun Sirih Jakarta? Yang lokasinya dekat Jalan Jaksa dan buka tiap malam hari saja. Luar biasa ramai pengunjungnya. Puluhan orang makan nasi goreng kambing di bawah tenda dan sebagian besar di tempat terbuka ala kadarnya, di kursi dan meja plastik. Minumnya juga cuma ada 2 pilihan; air mineral atau teh botol.

Yang makan bukan cuma di kursi-kursi plastik itu saja, bahkan ada yang rela dilayani makan sambil nongkrong diatas mobil. Parkirnya berderet-deret sampai 100 meter panjangnya. Nasi gorengnya 1 rasa, tidak customize dengan minta lebih pedas atau lebih manis. Karena semuanya sudah dibuat dalam partai besar di sebuah wajan yang besar sekali. Jadi tak butuh waktu lama untuk terhidang di hadapan anda. Konsekuensinya cuma terhidang dalam kondisi hangat, bukan panas. Enak juga kok. Daging kambingnya empuk.

Dengar-dengar omset sehari mencapai Rp 30 juta. Berarti sebulan hampir Rp 1 milyar. Dengan asumsi profit margin (nett) 20% saja, maka sebulan bisa laba Rp 200 juta. Sangat luar biasa untuk ukuran sebuah warung yang cuma nempel tembok di sebuah mulut gang seperti itu.

* * *

Sobat properti, fenomena warung makan di tempat ecek-ecek tapi punya pelanggan melimpah ruah seperti ini sering saya jumpai di banyak tempat. Di Ambarawa dekat Goa Maria Kerep juga ada warung pecel Mbok Kami yang cuma nempel di mulut gang tapi pelanggannya naik mobil mewah dan rela berdiri nunggu tempat duduk kosong.

Di dunia marketing, fenomena ini saya sebut dengan istilah KONTEKS dan KONTEN. Ada 2 cara berpikir yang bisa kita ambil;

#1: Kita berpikir bahwa kekuatan utamanya adalah di konten (nasi goreng kambingnya). Jadi meski tempat jualan ala kadarnya di mulut gang, tapi tetap diburu pengunjung karena nasi goreng kambingnya memang enak. Yang jadi pertanyaan, jika memang konten yang jadi kekuatan, kenapa pemilik usaha tak memindahkan lokasi jualannya ke tempat yang lebih layak dan representatif? Mustahil laba Rp 200 juta/bulan tak mampu beli ruko atau tempat yang layak. Kenyataan pemilik bisnis sudah bertahun-tahun betah jualan di mulut gang itu.

#2. Kita berpikir bahwa itu adalah sinergi antara konten dan konteks. Tempat yang ala kadarnya itu justru menjadi wadah yang pas untuk produk nasi goreng kambingnya. Justru pembeli merasa enjoy menikmati nasi goreng kambing di tempat terbuka, sehingga atmosfirnya lebih lepas. Mau ketawa ngakak atau ngrumpi keras-keras tak perlu sungkan. Bahkan makan didalam mobil sambil berduaan dengan kekasihpun oke. Sambil nunggu pesanan datang bisa juga dipakai bermesraan barang 10 menit.

Sobat properti, pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kisah warung nasi goreng kambing diatas? Itu sinergi antara konten dan konteks. Tak bisa sukses jika tak saling mendukung satu sama lain. Keduanya menjadi satu kesatuan tak terpisahkan.

Mungkin nasi goreng kambing itu enak. Tapi meski enak kalau dijual mahal belum tentu laku. Nah, dengan tempat yang ala kadarnya itu, saat bisnis dirintis tak perlu keluar biaya sewa ruko, tak perlu bayar retribusi/pajak dll. Akibatnya overhead cost rendah dan harga jual sepiring nasi goreng kambing bisa murah. Kombinasi murah + enak adalah sesuatu yang dicari orang.

Sobat properti, jangan berpikir kalau ditawari lahan yang kurang bagus, misalnya di pinggir kota dan belum ada akses transportasi kemudian anda pandang sebelah mata dan anda abaikan. Kalau harganya per meter persegi cuma Rp 20 - 30 ribu kenapa tidak dipertimbangkan? Siapa tahu lahan yang ecek-ecek itu justru jadi entry poin bagi success story anda? Karena meski punya handicap jauh dan belum ada transportasi, tapi setidaknya ada plus point, yaitu; harga perolehan lahannya MURAH.

Lahan yang dianggap kurang bagus biasanya sulit dapat jodoh. Dan saat anda datang melamar untuk diajak kerjasama, kemungkinan diterima lebih besar. Saat anda mau mulai mengembangkan, abaikan dulu fakta bahwa lahan anda jauh dan belum ada akses transport. Tanamkan di otak anda bahwa lahan anda murah perolehannya. Sehingga anda bisa menjual dengan harga yang sangat kompetitif.

Bahkan jika luasan lahannya cukup besar (misal; 5 ha), maka hanya dengan membebani tambahan biaya pematangan lahan sedikit saja (misal Rp 25.000/m2) anda sudah mendapatkan alokasi budget Rp 750 juta yang bisa dipakai untuk membangun fasilitas lapangan futsal dan kolam renang yang jadi ikon dan magnet proyek yang anda pasarkan. Ini hal yang tak bisa dilakukan oleh pengembang yang perolehan lahannya di harga normal.

Soal belum ada angkutan masuk ke lokasi, apa susahnya anda membeli 2 mobil bekas lalu mengoperasikannya sebagai shutle transport. Paling minim membayar beberapa tukang ojek untuk membuka pos ojek baru di tepi jalan raya dan di gerbang perumahan yang anda kembangkan. Cukup anda subsidi Rp. 500.000/orang/bln x 6 tukang ojek, dan selebihnya suruh cari sendiri, maka problem transportasi setidaknya bisa diatasi. Nanti setelah 6 bulan, tanpa subsidi apapun tukang ojek itu bisa mandiri.

Jika ditambah dengan produk rumah sederhana anda yang simpel tapi tetap memiliki nilai estetis, dan jalan lingkungan yang lebar dan rapi (minimal ROW 7 m) dengan bahu jalan yang hijau asri, maka produk perumahan anda akan diminati banyak orang dan bakal laris manis. Jadi sinergi antara perolehan lahan yang murah dan kemampuan anda membangun lingkungan yang berkualitas adalah konten dan konteks yang saling bersinergi. Ibarat jualan nasi goreng kambing enak meski hanya di mulut gang kecil. Tetap diburu pembeli kok. Mantap ya? (25DCAE68)

---------------------

WORKSHOP PROPERTI 2 HARI
HANYA Rp. 500.000

Belajar ilmu properti ternyata tak mahal biayanya. Hanya Rp 500.000 untuk ikut workshop 2 hari berlabel CARA PINTER JADI DEVELOPER, tgl 10 -11 Maret 2012 di Hotel Oasis Amir, Senen Jakarta.

Ini adalah workshop yang mengajarkan kepada anda tahapan demi tahapan menjadi pengembang properti, dan membekali anda dengan basic skill yang sangat aplikatif bernama ACTION PLAN (bussiness plan) dan MARKETING PLAN.

Meskipun tarifnya murah, ini bukanlah workshop properti abal-abal, tapi instrukturnya adalah Ir. ARI WIBOWO, praktisi properti yang berpengalaman selama 17 tahun, dan pernah menggelar workshop sejenis puluhan kali di Jakarta, Depok, Bandung, Pekanbaru, Makassar, Malang, Kediri, Semarang, Yogya, Solo dll.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang profil trainer, silahkan buka blog: http://ariwibowojinproperti.blogspot.com atau www.kompasiana.com/AriWibowoJinProperti

Jadwal bayar dan nominal bayar;

16 - 25 Jan 2012 = Rp 500.000 (*)
26 - 31 Jan 2012 = Rp 750.000
1 - 10 Pebr 2012 = Rp 1.000.000
11 - 20 Peb 2012 = Rp 1.250.000
21 - 28 Peb 2012 = Rp 1.500.000
1 - 10 Mar 2012 = Rp 1.750.000
11 Mar 2012 = Rp 2.000.000

(*) Harga promo Rp 500.000 otomatis tak berlaku jika jumlah pendaftar sudah mencapai 20 org pertama.

Pembayaran disetor ke;

Rek BCA cab. Ungaran
a/n ARI WIBOWO
A/C 222 0365789

Rek BII cab. Purwokerto
Via ATM Bersama ke A/C 1173204242
a/n ARI WIBOWO

Bukti setor/transfer disimpan setelah sebelumnya diemail ke; ari_kinerja@yahoo.co.id

Informasi dan pendaftaran ke;
sdr. Deano 024 7032 3000

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis