BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Minggu, 17 Juni 2012

TUKAR GULING DENGAN SETAN


TUKAR GULING DENGAN SETAN
Benefit Mengatasi Handicap


AriWibowoJinProperti.blogspot.com - Bisnis penginapan di kota Yogya ternyata sangat variatif. Mulai dari hotel, guest house, home stay dll, semua menyajikan benefit serta level pelayanannya masing-masing. Saya yang saat ini sedang mengembangkan proyek guest house di 3 lokasi di Yogya bersama beberapa MPM (mitra pemilik modal), sedang getol mensurvei penampilan beberapa penginapan yang dianggap pantas jadi referensi.

Atas referensi seorang teman, saya mensurvei dan mencoba bermalam di sebuah guest house yang bernama RUMAH MERTUA. Katanya tempatnya asyik dan menyajikan suasana etnik khas pedesaan orang Jawa. Tarifnya Rp 440.000/malam untuk kamar standar (grade terendah). Katanya itu tarif peak season, kalau tarif normal Rp 350.000.

Soal akses menuju lokasi, hmm .., terus terang susah. Dari jalan Palagan yang searah menuju Hotel Hyatt Yogya, nanti kita belok gerbang kampung yang kecil jalannya dengan jalan berkelak kelok kisaran 1,5 km. Bahkan setelah sorenya check in, dimalam harinya saat mau balik ke hotel saya nyasar jalannya karena kurang perhatian dengan signboard penunjuk arah yang dipasang.

Sampai di lokasi, sampai dengan parkir didepan Rumah Mertua, saya masih under estimate karena belum ada sesuatu yang istimewa. Facade Rumah Mertua biasa-biasa saja. Nah, baru saat kaki melangkah masuk ke reception, terasa nuansa khas tradisional Jawa yang sangat menyengat. Ornamennya semua kayu, dengan tata perabot yang nJawani banget.

Masuk kedalam kamar, kita mendapati perabot dengan dominasi ornamen bambu. Mulai dari dipan, nakas, meja koper, sampai table lamp, semua dari ornamen bambu.

Nah, yang paling asyik menurut saya justru suasana diluar kamar tidur. Ruang makannya asyik, karena meja kursinya kayu semua. Katrooook banget, ndeso banget. Mirip rumah nenek saya di desa (mertua saya orang kota). Dan yang lebih asyik lagi adalah view dari ruang makan, ada taman indah dengan point of interest sebuah pohon besar yang cukup rimbun. Juga ada kolam renang kecil tapi ditata secara kaidah estetika. Asyik buat nyebur. Saat malam hari, lampu-lampu tradisional yang dipasang ditepi kolam renang menimbulkan kesan romantis.

Sobat properti, pelajaran apa yang bisa ditarik dari kasus Rumah Mertua diatas? Bahwa sekalipun produk kita memiliki kelemahan (handicap), akan tetapi jika kita mampu menciptakan keunggulan kompetitif berupa DIFFERENSIASI dengan level benefit yang kuat, bisa dipastikan produk kita tetap menarik di mata konsumen. Rumah Mertua itu aksesnya jauh kedalam dan susah dicari lho, tapi okupansinya tinggi. Bahkan ada turis bule yang juga menginap disitu nampak asyik dan enjoy.

Seorang teman yang mau mengembangkan lahan di daerah Krukut Depok dengan lahan yang punya sisi sepanjang 100 m berhimpit jalan, akan tetapi dibelakang dan sampingnya nempel kuburan, minta advise soal handicap kuburan ini. Saya jawab bahwa sepanjang kita mampu menciptakan benefit yang kuat di mata konsumen, maka keberadaan kuburan itu akan diabaikan. Apalagi punya sisi lebar 100 m yang berhimpit jalan, itu semua bisa dibangun ruko yang akan mendatangkan atmosfir komersial yang identik dengan keramaian. Dan setan-setan kuburan sangat alergi dengan keramaian. Bisa-bisa suatu saat justru setan tersebut mendatangi kita dan menawarkan lahannya untuk ditukar guling jadi perumahan.

Pelajaran kedua dari kasus Rumah Mertua adalah bahwa konsumen yang puas selalu akan sukarela memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk merasakan pengalaman visual yang sama dengan apa yang pernah dialami oleh mereka. Saya yakin teman saya yang menyarankan saya mencoba Rumah Mertua bukanlah saudara dari pemilik Rumah Mertua, tapi karena dia puas saat berada disana, maka dengan sukarela dia merekomendasikan saya mencoba bermalam disana.

Apakah saya puas? Kalau tidak puas, saya tidak akan menuliskan artikel ini. Karena blog saya dibaca puluhan ribu orang, dan memaksa saya beriklan gratis bukanlah hal yang mudah. Rumah Mertua layak saya iklankan gratis karena memang saya puas stay disana.

Saya makin pede dengan 3 lokasi GODHA INN (baca; Godain) yang sedang saya kembangkan di Yogya. Jika lokasi Rumah Mertua yang nyelempit di kampung dan bikin orang nyasar saja bisa disukai pengunjung, apalagi lokasi GODHA INN (baca; Godain) yang saya kembangkan relatif strategis dan mudah dicari. Kota buangeeet coy, bukan masuk kampung.

Rumah Mertua tarif kamarnya tidak murah, yaitu Rp 350.000/malam. Sedangkan tarif bermalam di GODHA INN (baca; Godain) saya rencanakan hanya Rp 150.000/malam atau maksimal Rp 195.000/malam. Kalau peak season naik jadi Rp 250.000/malam. Itu artinya GODHA INN menciptakan keunggulan kompetitif dengan jurus COST LEADERSHIP.

Yang kedua, meski pakai label INN (penginapan) dan tarifnya murah, akan tetapi ukuran ruangan kamar di GODHA INN (baca; Godain) cukup luas, yaitu rata-rata 3x5 m. Dan kualitas perabotnya juga hampir setara dengan hotel bintang 3. Paling-paling bedanya hanyalah kami tak menempatkan kulkas di tiap kamar. Tapi tiap 7 kamar ada 1 kulkas bersama yang ditempatkan di lobby. Perabot kelas bintang 3 adalah DIFFERENSIASI yang kami rencanakan guna menciptakan keunggulan kompetitif lainnya.

Jika jurus Cost Leadership dan Differensiasi sudah saya rencanakan untuk GODHA INN, berarti tinggal 1 jurus lagi yang perlu diaplikasikan, yaitu jurus Focus. Dengan aplikasi 3 jurus tersebut, kami berharap GODHA INN akan mendapat tempat di hati pengunjungnya. GODHA INN direncanakan launching paling lambat Mei 2013.

Oh ya, masih terbuka kesempatan bagi anda menjadi investor dan memiliki guest house 5 kamar atau 7 kamar di GODHA INN Yogyakarta, yang diberi jaminan sewa menggiurkan selama 24 bulan. Minat? PING me !!!

Kontak ; 087832511888 / 087731057888 / 082123848616

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis