BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Minggu, 18 Desember 2011

SALES YANG KURANG IMUT DITUKAR TAMBAH SAJA



SALES YANG KURANG IMUT DITUKAR TAMBAH SAJA

ARIWIBOWOJINPROPERTI.BLOGSPOT.COM - Setelah 6 jam menjadi Instruktur pelatihan Selling Skill yang diikuti 11 orang di sebuah perusahaan properti, sorenya si bos besarnya menunggu saya di front office dan bertanya; "Apa saran mas AW untuk ruangan front office ini?"

Mata saya langsung menyapu ruang pemasaran yang cukup luas itu. Dengan meja counter yang bagus dan LCD monitor tipis menciptakan kesan modern serta elegan. Di backdropnya juga terpampang secara megah nama proyek dan nama perusahaannya.

Perhatian saya tertuju pada meja maket kawasan yang besar (kisaran 1,5 x 2 m) dengan permukaan kaca, terkesan berat dan memenuhi ruangan. Saya usulkan agar meja maket itu disingkirkan, dan kemudian diganti dengan seperangkat sofa bagus dan empuk, dimana lantainya diberi alas karpet.

Sekaligus saya usulkan agar di sudut ruangan front office itu dibuat mini bar yang dilengkapi dengan alat coffee maker dan gelas gelas hias digantung di rak minibar. Ada TV slim menempel di dinding. Disitu terkoneksi langsung dengan sebuah software 3D yang secara visual mampu mempresentasikan berbagai info mengenai proyek jika diperlukan.

Nantinya pada saat konsumen masuk ke kantor pemasaran, oleh sales yang berwajah imut dan pakai blazer anggun itu akan dipersilahkan duduk di sofa nan empuk. Lalu sales imut berkata; "Selamat sore bapak. Silahkan duduk. Saya akan siapkan minuman selamat datang buat bapak. Apakah bapak berkenan minum kopi atah teh? Oh ya, ini remote TV, silahkan bapak pilih channel yang bapak sukai sembari menunggu minuman dihidangkan .."

Bayangkan, 5 s/d 10 menit interaksi pertama, bukan dipakai sales untuk menyerahkan brosur dan menjual produk, tapi sales imut justru sibuk memberi servis ke konsumen. Dalam ilmu marketing creative, itu disebut jurus "The Silent of Selling", menjual dengan tanpa aktivitas menjual. Tujuannya adalah menciptakan suasana senyaman mungkin yang bisa dinikmati konsumen. Sentuh dulu sisi emosionalnya. Ini namanya teknik TRICKERRY. Saat konsumen secara emosional sudah dikondisikan masuk kategori nyaman, barulah metode standar dalam ilmu selling skill dijalankan, yaitu probing - supporting dan closing.

Dan berdasarkan pengalaman saya sebelumnya, keputusan membeli akan lebih powerfull sekali apabila konsumen berada dalam posisi hati lagi senang, rileks, dan tanpa beban. Kesannya malah dia sedang diservis entertainment ketimbang sedang dijadikan prospek oleh sales imut.

Bos besar; "Wkwkwkwkwk ...., luar biasa saran mas AW. Teknik TRICKERRY nya mantap. Oke oke, akan segera saya tindak lanjuti dan laksanakan. Soal sebutan sales imut itu apa juga termasuk rekomendasi mas AW? Jika termasuk saran, maka nanti sales yang kurang imut biar saya tukar tambah saja, wkwkwk ..." Kami berdua tertawa ngakak bersama.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis